AL-IMANIA

AL-IMANIA
"let’s learn while playing together"

Kamis, 29 November 2012

Lebih dekat dengan Metode BCCT / Sentra



Model Pembelajaran Sentra di  PAUD AL-IMANIA

By  Miftah Fakhrudin




BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau pembelajaran sentra merupakan salah satu konsep pembelajaran anak usia dini.
Secara sederhana,  sentra bisa diartikan sebagai suatu wadah yang disiapkan guru bagi kegiatan bermain anak. Melalui kegiatan bermain tersebut, guru bisa mengalirkan materi pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk lesson plan. Rangkaian kegiatan itu harus saling berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai tujuan belajar harian, dan tujuan belajar pada semua sentra pada satu hari harus sama. Setiap Sentra memiliki Center Point dan semua mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tim Guru.


Saat Lingkaran / Circle time Sebagai awal kegiatan anak


Kita tidak mengetahui pengetahuan apa yang paling diperlukan anak di masa depan, oleh karena itu, tidak ada gunanya untuk mengajarkan sekarang. Sebaiknya kita membantu anak sekarang untuk makin mencintai dan makin pandai belajar sehingga dapat belajar segala sesuatu pada saat membutuhkan“.

Sentra membuat anak belajar dengan gembira dan senang. Suasana nyaman dan menyenangkan sangat disarankan. Karena, jika anak dalam kondisi tertekan, kecewa, sedih atau marah (emosi negatif), maka ia tidak akan dapat belajar. Berdasarkan hasil penelitian, otak sebagai pusat berfikir manusia tidak akan berfungsi jika dalam keadaan emosi negatif. Dalam pendidikan usia dini, Selama proses pembelajaran guru dilarang untuk mengajarkan dengan cara menyuruh, melarang, memarahi, dan mendikte. Guru harus memberikan kata-kata positif yang bersifat membangun. Dalam model pembelajaran sentra ada 3 jenis main.  
3 jenis main yang dikembangkan yaitu main sensorimotor,  main pembangunan  dan  main peran.




Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini:
  1. Pendidikan berorientasi pada kebutuhan anak
  2. Dunia anak adalah dunia bermain, maka selayaknyalah konsep pendidikan untuk anak usia dini dirancang dalam bentuk bermain. Intinya Bermain adalah belajar , dan belajar adalah bermain. Anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar. Lingkungan belajar disetting sedemikian rupa agar anak dapat eksplorasi sendiri pengetahuannya melalui benda-benda yang dimainkan (Happy Learning)
  3. Kegiatan pembelajaran dirancang secara cermat untuk membangun sistematika kerja. Bagaimana anak membuat pilihan-pilihan dari serangkaian kegiatan, fokus dari apa yang dikerjakan dan berusaha menyelesaiakan apa yang sudah dimulai dengan tuntas.
  4. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup anak, yaitu membantu anak menjadi mandiri, disiplin, mampu bersosialisasi dan memilki ketrampilan dasar yang berguna bagi kehidupannya kelak.
  5. Pendidikan dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang dengan mengacu kepada prinsip-prinsip perkembangan anak.
  6. Dalam kegiatan main anak akan lebih banyak bila mendapat pijakan dari guru.


Pijakan bermain bagi anak ada 4:

1. Pijakan berupa penataan lingkungan main.
  • Mengelola lingkungan main dengan bahan-bahan yang cukup (3 tempat main untuk setiap anak)
  • Merencanakan Intensitas dan densitas pengalaman
  • Memiliki berbagai jenis bahan yang mendukung 3 jenis main (Sensorimotor, Pembangunan dan main peran)
  • Memiliki berbagai bahan yang mendukung pengalaman keaksaraan.
  • Menata kesempatan main untuk setiap anak guna mendukung hubungan sosial yang positif.
2. Pijakan awal main.
  • Membaca buku yang berkaitan dengan pengalaman atau mendatangkan narasumber.
  • Menggabungkan kosakata baru dan menunjukkan konsep yang mendukung perolehan ketrampilan kerja (Standar Kinerja)
  • Memberikan gagasan bagaimana menggunakan bahan-bahan
  • Mendiskusikan aturan dan harapan untuk pengalaman main
  • Menjelaskan rangkaian waktu main
  • Mengelola anak untuk keberhasilan hubungan social
  • Merancang dan menerapkan urutan transisi main

3. Pijakan individual yang diberikan saat anak main     

  • Memberikan anak waktu untuk mengelola dan memperluas pengalaman main mereka
  • Mencontohkan komunikasi yang tepat
  • Memperkuat dan memperluas bahasa anak
  • Meningkatkan kesempatan social melalui dukungan pada hubungan teman sebaya
  • Mengamati dan mendokumentasikan perkembangan dan kemajuan main anak.
4. Pijakan setelah main.
  • Mendukung anak untuk mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling menceritakan pengalaman mainnya
  • Menggunakan waktu membereskan sebagai pengalaman belajar positif melalui pengelompokan, urutan, dan penataan lingkungan main secara tepat.
Prosedur kerja guru dalam pelaksanaan sentra:
  1. Persiapan Guru
  2. Penataan lingkungan
  3. Pijakan awal main
  4. Pijakan saat main
  5. Beres-beres
  6. Recalling

Rabu, 07 November 2012

Kunjungan Edukasi AUD ke museum “ wayang santri “ dalang Ki Entus Susmono



                Kunjungan  Edukasi  Anak  Usia Dini PAUD AL-IMANIA Sidaharja, kali ini para pendidik / anggota Parenting / AUD mengunjungi museum “ wayang santri “  tepatnya di pesanggrahan / kediaman   Dalang kondang Ki Entus Susmono  yang berada di desa Bengle  kac. Tarub Kabupaten Tegal.
              
                  Syukur Al Hamdulillah,  kegiatan bulan ini dapat terealisir dengan penuh keceriaan, melalui kunjungan edukasi AUD mereka dapat belajar dan menyerap pengetahuan  dengan tema tokoh pewayangan melihat dan bertemu langsung dengan media / pewayangan bahkan beruntung sekali kami dan anak – anak dapat di pandu langsung oleh beliau Ki Entus Susmono, AUD & pendidik serta  pengurus parenting  di kenalkan pada  tokoh pewayangan dan karakter  mendasar  yang melekat pada tokoh pewayangan tersebut.

Peserta didik AUD & rombongan berfoto bersama Dalang Ki Entus Susmono

Ketika  di penghujung sesi  kegiatan  acara kunjungan edukasi, anak – anak di berikan pertanyaan, tokoh pewayangan apa yang anak- anak gemari ????,  serentak menjawab ,  petruk dan gareng ……  Di sambut riuh tawa dan tepuk tangan dari para orang tua dan rombongan, ada hal yang paling unik ketika rombongan di persilahkan untuk mengabadikan dan berpose  para pendidik dan orang tua malah saling berebut untuk minta berfoto bersama Ki Dalang  Entus Susmono, sang dalangpun dengan penuh keramahan dan  keriangan menjabani permintaan kami, Hehehe ….
             
             Betapa gembiranya  anak – anak dan pendidik mendapatkan kesempatan berkunjung ke lokasi museum wayang santri Ki Entus Susmono , tak lupa beliau pun berpesan agar pendidik PAUD menyelipkan beberapa kisah pewayangan pada tema belajar anak, agar AUD mengenal Tokoh karakter Pewayangan sehingga budaya bangsa tidak akan luntur. Dan mereka menemukan idola mereka di negeri  sendiri.

Semoga kegiatan Kunjungan Edukasi ini bermanfaat terlebih bagi AUD.